eXTReMe Tracker

Senin, 06 Agustus 2012

Aku.. Akuu.. Dan Akuu..

Aku. Aku. Aku. Ya.. Allah... Aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Baru kusadari betapa sempitnya duniaku! Hanya aku, aku, dan aku seorang diri. Lagi-lagi tentang aku dan tentang aku.


Ketika mata ini kubuka, sejauh mata ini memandang, ternyata dunia ini lebih indah dari sekedar hitam dan putih. Di ujung pandangku ada garis cakrawala yang membiru luas. Kulihat lagi sinar matahari yang kuning cerah, angin yang bertiup, suara kicauan burung, gemercik air yang jatuh di antara bebatuan. Indah, ketika aku melihat ke luar.



Tidak hanya diriku sendiri. Aku melihat senyum seorang sahabat yang melambaikan tangannya untukku. Dan saat itu pertama kali aku bisa tersenyum kembali. Lembutnya angin membelaiku. Kuhirup nafas sedalam-dalamnya, lalu kuhembuskan pelan-pelan.

Aaah… Lega sekali rasanya.

Seakan semua beban pikiran dan kebimbangku yang selama ini menekan kepalaku ikut terbuang dalam hembusan nafasku. Aku berjalan lagi, lalu duduk di tepi kolam itu. Kuraup sedikit airnya. Sejuk hatiku waktu menyentuhnya. Seakan air itu membasuh semua lelahku. Kini benar-benar kusadari aku telah membutakan mataku sendiri dan mengurung diriku sendiri dalam sangkar emas keegoisanku. Aku telah buta terhadap dunia sekitarku. Dan betapa terkejutnya aku ketika kusadari selama ini telah kubuang waktuku sia-sia. Selama ini, hanya kupikirkan tentang diriku sendiri. Sementara di sekitarku, banyak orang yang menantiku, banyak orang yang mengharapkan senyumku, perhatianku, cintaku… Aku telah hidup untukku sendiri. Seakan aku hidup seorang diri di dunia ini. Tanpa orang lain di sampingku. Kusadar aku keliru. Kini aku mencoba melangkah lagi, namun kali ini aku tak mau menunduk lagi. Aku akan berjalan tegap dan melihat sekelilingku, sejauh mataku bisa memandang ke Agungan-Nya.

Aku. Aku. Aku. Ya.. Allah... Aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Baru kusadari betapa sempitnya duniaku! Hanya aku, aku, dan aku seorang diri. Lagi-lagi tentang aku dan tentang aku. Ketika mata ini kubuka, sejauh mata ini memandang, ternyata dunia ini lebih indah dari sekedar hitam dan putih. Di ujung pandangku ada garis cakrawala yang membiru luas. Kulihat lagi sinar matahari yang kuning cerah, angin yang bertiup, suara kicauan burung, gemercik air yang jatuh di antara bebatuan. Indah, ketika aku melihat ke luar.Tidak hanya diriku sendiri. Aku melihat senyum seorang sahabat yang melambaikan tangannya untukku. Dan saat itu pertama kali aku bisa tersenyum kembali. Lembutnya angin membelaiku. Kuhirup nafas sedalam-dalamnya, lalu kuhembuskan pelan-pelan.Aaah… Lega sekali rasanya. .Seakan semua beban pikiran dan kebimbangku yang selama ini menekan kepalaku ikut terbuang dalam hembusan nafasku. Aku berjalan lagi, lalu duduk di tepi kolam itu. Kuraup sedikit airnya. Sejuk hatiku waktu menyentuhnya. Seakan air itu membasuh semua lelahku. Kini benar-benar kusadari aku telah membutakan mataku sendiri dan mengurung diriku sendiri dalam sangkar emas keegoisanku. Aku telah buta terhadap dunia sekitarku. Dan betapa terkejutnya aku ketika kusadari selama ini telah kubuang waktuku sia-sia. Selama ini, hanya kupikirkan tentang diriku sendiri. Sementara di sekitarku, banyak orang yang menantiku, banyak orang yang mengharapkan senyumku, perhatianku, cintaku.

Aku telah hidup untukku sendiri. Seakan aku hidup seorang diri di dunia ini. Tanpa orang lain di sampingku. Kusadari aku keliru. Kini aku mencoba melangkah lagi, namun kali ini aku tak mau menunduk lagi. Aku akan berjalan tegap dan melihat sekelilingku, sejauh mataku bisa memandang ke Agungan-Nya.

Nadil TheHunter, dari Agus Leo Prajamukti

0 komentar:

Posting Komentar