Kita mempunyai pasangan hidup, entah pacaran atau sudah dalam ikatan tali pernikahan. Tapi bagaimana dengan Ibu kita? Seimbangkah kasih sayang dan perhatian kita antara ibu kita dan kekasih kita? ataau malah lebih besar untuk kekasih kita? Padahal seharusnya kita lebih mengutamakan ibu kita. Untuk kita semua, tak terkecualikan diriku. Coba kita introspeksi diri kita setelah membaca renungan singkat berikut ini..
Saat senang, aku cari kekasihku, saat sedih aku cari Ibu.
Saat sukses aku ceritakan semua pada kekasihku, saat gagal aku ceritakan semua pada Ibu.
Saat bahagia aku peluk erat kekasihku, saat sedih yah aku peluk erat Ibuku.
Saat liburan aku bawa kekasihku, saat aku sibuk anak-anak di antar ke rumah Ibu.
Saat sambut hari valentine selalu ku beri hadiah untuk kekasihku.
Saat menyambut hari Ibu aku hanya dapat mengucapkan selamat hari Ibu untuk Ibuku.
Selalu aku ingat dengan kekasihku, selalu Ibu yang ingat diriku.
Setiap saat aku telpon kekasihku, kalau tidak lupa aku telpon Ibu.
Selalu aku belikan hadiah untuk kekasihku, entah kapan aku belikan Ibu hadiah.
Renungkan lebih dalam:
Kalau kau sudah selesai belajar atau bekerja, bolehkah kau mengimkan Ibu uang? Ibu tidak minta banyak. Lima puluh sen sebulan pun cukuplah. Bukan soal Nilainya, tapi perasaan yang Ibu rasakan.
Kalau Ibu sudah tiada..
Ibuu, akuu rinduu, sangaat rinduu!
Berapa banyak yang sanggup menyuapi Ibunya?
Berapa banyak yang MAU membersihkan muntah Ibunya?
Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis Ibunya?
Berapa banyak yang sanggup membuang ulat dan membersihkan luka kudis Ibunya?
Berapa banyak yang sanggup cuti bekerja demi menjaga Ibunya?
Dan semua yang Ibu BISA lakukan untuk kita di saat kita masih kecil, berapa banyak yang MAU melakukan itu semua untuk seorang Ibunya yang sudah tua.
Dan akhirnya, berapa banyak dari kita yang sempat sembahyang untuk jenazah Ibunya?
Mari kita merenung, di sela-sela kesibukan rutinitas keseharian kita. Kenang dan ingatlah SEMUA pengorbanan dan apa saja yang telah Ibu berikan untuk kita dan sejauh apa yang sudah kita lakukan untuk kebahagiaannya? Mari bertanya pada hati kita masing-masing! Buka mata, buka hati, semoga kita sadar!
0 komentar:
Posting Komentar