eXTReMe Tracker

Sabtu, 11 Agustus 2012

Siapa Bilang Ibu Tiri Itu Kejam?

Sepeninggal Ibunda tercinta, hadir sosok wanita baru dalam hidupku. Kata Ayahanda, dia pengganti Ibuku, dia yg akan meneruskan perjuangan dan kasih sayang Ibuku setelah beliau pergi. Dia yang akan merawat dan mengasuhku juga saudaraku yang lain mulai saat ini dan seterusnya.


Saat itu aku masih kecil, belum mengerti betul dengan apa kata orang dengan sebutan Ibu tiri yang kejam dan jahat. Kadang, mereka menakut-nakutiku bahwa Ibu tiri itu akan selalu menjahatiku, aku akan selalu dimarahinya, dan aku tidak akan mendapat kasih sayang yang tulus darinya, apalagi kalau ayahku sedang berada diluar rumah, dia akan selalu menyuruhku ini dan itu dengan cara yang kejam.

Hmm, begitu yang seringkali aku dengarkan dari mereka, hingga membuatku takut untuk dekat dengan Ibu tiriku, disaat ayahku hendak keluar rumah pun aku semakin manja karena selalu merengek untuk ikut, seringkali ditanyakan kenapa, aku hanya menjawab ingin dekat dengan ayah, meskipun sebenarnya itu karena aku takut dengan Ibu tiriku.

Waktu terus bergulir, semakin lama Ibu tiriku tinggal bersama kami. Aku melihat saudara-saudaraku yang lain asik bermain dengan wanita itu, begitu juga kakakku, disaat ia ingin mengerjakan tugas sekolahnya, kadang ia belajar bersama dengannya, adikku pun selalu bisa tertawa saat bermain, bercanda, dan diceritakan dongeng olehnya, mungkin hanya aku sendiri yang menyimpan ketakutan itu sampai tak pernah dekat dengannya dan selalu menolak saat ia memanggilku.

Hingga akhirnya keraguanku pun akan kata-kata mereka mulai bermunculan, saat aku mencoba protes kepada orang-orang yang berkata demikian kepadaku, aku bilang bahwa pernyataan mereka tak seperti dengan kenyataannya.
“Yang aku lihat Ibu tiriku baik kok, dia lucu karena sering bermain dan membacakan dongeng kepada adik-adikku, dia pintar karena sering membantu kakakku mengerjakan tugas sekolahnya. Dia tidak pernah kejam kok, dia selalu baik dan penuh kasih sayang, lalu kenapa kalian bilang Ibu tiri itu jahat??”
Begitu protesku terhadap mereka! Tapi mereka tetap bertahan dengan apa yang sering ia katakan, dengan menjawab.
“Lihat saja nanti, suatu saat akan kelihatan siapa dia sebenarnya, saat ini ia hanya menutupi kekejamannya dengan topeng manisnya itu untuk menarik simpatik ayahmu, tapi saat nanti ayahmu sudah lebih sayang dengannya dibandingkan kamu, itu saatnya bagi dia untuk bersikap kasar dan kejam terhadapmu, dan aslinya dia akan kelihatan juga!”
Begitu kata mereka dengan mimik wajah yang serius memperingatiku, namun mungkin penjelasan seperti itu belum mampu ku cerna saat itu karena usiaku yang masih kanak-kanak.

Bersambung:)

0 komentar:

Posting Komentar