Pages - Menu

Jumat, 31 Mei 2013

Petualangan Hidup Menuju Sukses Ala Om Bob





Hampir semua orang di Indonesia mengetahui pria ini. Celana pendek, kumis, dan baju kemeja santai lengan pendek menjadi ciri khasnya. Om Bob banyak menginspirasi orang dengan usahanya selama ini. Keunikan penampilannya juga membuat dirinya semakin mudah diingat oleh orang. Berikut ini profil singkat mengenai Bob Sadino.

Bob Sadino dilahirkan di Lampung pada tanggal 9 Maret 1933. Om Bob merupakan pengusaha yang mengembangkan usahanya di bidang pangan dan peternakan. Ia dikenal memiliki jaringan usaha bernama Kem Foods, Kem Farms, dan Kem Chicks. Dia lahir dari keluarga yang relatif berkecukupan. Ayahnya bernama Sadino, pria asal Solo yang merupakan seorang guru di SMP dan SMA Tanjungkarang. Om Bob merupakan bungsu yang memiliki empat orang kakak. Dia mewarisi seluruh harta kekayaan keluarga pada usia 19 tahun karena seluruh kakak-kakaknya dianggap sudah mapan.

Bob muda lalu melakukan perjalanan keliling dunia. Ia sempat singgah di Belanda dan menetap di sana selama sekitar sembilan tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Loyd yang berada di Amsterdam. Di Negeri Kincir ini, Bob bertemu dengan Soelami Soejoed, pasangan hidupnya. Bob kembali ke Indonesia bersama keluarganya pada tahun 1967. Dia membawa juga dua mobil Mercedes buatan terbaru. Dia lalu menjual salah satu mobilnya itu untuk membeli tanah di daerah Kemang, Jakarta. Saat itu kawasan Kemang masih sepi dan terdapat hamparan sawah. Bob mulai untuk berusaha dan memutuskan untuk berhenti dan pekerjaan tidak lama setelah itu.

Usaha pertama yang dia lakukan Bob Sadino setelah berhenti bekerja adalah menyewakan Mercedes yang dia miliki. Bob sendiri yang menjadi sopirnya. Usaha ini tidak berjalan mulus karena dia mengalami kecelakaan dan membuat mobil tersebut rusak parah. Bob yang tidak memiliki uang untuk memperbaikinya lalu terpaksa menjadi kuli bangunan dengan upah hanya seratus rupiah per hari. Keadaan itu sempat membuatnya depresi.

Tidak lama, seorang sahabat menyarankan Bob untuk memelihara ayam negeri dan berbisnis di bidang itu. Ia disarankan untuk berjualan telur ayam negeri. Waktu itu ayam negeri belum dikenal karena ayam kampung masih mendominasi pasaran. Bob mulai tumbuh inspirasinya untuk melakukan usaha dagang sekaligus bertahan hidup. Ia beranggapan bahwa ayam saja bisa hidup dengan mencari makan sendiri, maka manusia juga pasti bisa hidup lebih baik. Ia lalu menekuni usaha yang disarankan oleh sahabatnya itu. Bob lalu menerima pemberian 50 ekor ayam negeri dari seorang kenalannya, Sri Mulyono Herlambang.

"Ia beranggapan bahwa ayam saja bisa hidup dengan mencari makan sendiri, maka manusia juga pasti bisa hidup lebih baik."

Bob merupakan salah satu yang memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya kepada masyarakat Indonesia. Waktu itu, Bob masih menjual telur ayam dari pintu ke pintu. Pada masa itu, ayam negeri belum populer sehingga penjualan banyak dilakukan di Kemang. Pelanggannya kebanyakan ekspatriat atau orang-orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.



Perjuangan Bob mulai memperlihatkan hasil ketika telur ayam negeri mulai dikenal masyarakat. Dia dan istrinya mampu menjual beberapa kilogram telur ayam negeri pada waktu itu. Penjualan berjalan lancar di kalangan warga asing di Kemang karena Bob mahir berbahasa Inggris. Walau begitu, tidak selamanya usaha jual telur berjalan mulus. Seringkali dia dimaki dan menerima keluhan dari para pelanggan. Hal ini dianggap sebagai kewajaran dalam sebuah bisnis perdagangan. Karena itu Bob mulai memperbaiki pelayanan dan mutu barang dagangan. Bob mulai berubah dari seorang aristokrat menjadi seorang pedagang ulung. Bisnis Bob semakin berkembang ketika ia berusaha menjual daging ayam negeri. Ia juga mengembangkan bisnisnya ke bidang sayur mayur. Bob memperkenalkan sistem perladangan sayur hidroponik di Indonesia. Ia melirik pasar dari warga asing yang ada di Indonesia. Ia banyak mengembangkan kebun sayur mayur di daerah-daerah. Jadi, Bob juga sering menjalin kerjasama dengan banyak petani-petani daerah.

"Seringkali dia dimaki dan menerima keluhan dari para pelanggan. Hal ini dianggap sebagai kewajaran dalam sebuah bisnis perdagangan."

Bob selalu percaya bahwa setiap kesuksesan akan diawalin dengan beberapa kegagalan. Seringkali Bob harus mengambil resiko demi mengembangkan bisninya. Bagi Bob, uang bukanlah hal yang utama. Pengusaha yang sukses berani mempertaruhkan uang untuk menangkap peluang dan mengembangkan bisnisnya. Pengusaha juga harus memiliki komitmen, kemauan, pengetahuan, dan pertimbangan yang baik agar uang yang dipertaruhkan tidak menguap sia-sia. Namun, Bob tidak terpaku pada pemikiran sebuah rencana. Baginya, tindakan adalah sesuatu yang lebih penting. Terlalu lama berpikir akan membuat pemikiran mengendap begitu saja. Terlalu lama menimbang juga bisa membuat seseorang takut kepada sesuatu belum terjadi. Hal inilah yang membedakan pengusaha dan orang biasa.

Bagi Bob, uang bukanlah hal yang utama. Pengusaha yang sukses berani mempertaruhkan uang untuk menangkap peluang dan mengembangkan bisnisnya. Pengusaha juga harus memiliki komitmen, kemauan, pengetahuan, dan pertimbangan yang baik agar uang yang dipertaruhkan tidak menguap sia-sia.

Bob Sadino selalu bersikap luwes kepada pelanggan. Dia bisa mengadopsi keluhan-keluhan yang sering disampaikan oleh pelanggan-pelanggannya. Karena itu dia tidak bersikap arogan dan merasa paling tahu. Sikap seperti ini membuat Bob banyak meraih simpati dari para pelanggan dan karyawan perusahaannya. Bagi Bob, kepuasan pelanggan yang membuat kepuasan lebih bagi pengusaha. Karena itu dia selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan-pelanggannya. Bob memerlakukan perusahaan-perusahannya seperti keluarganya sendiri. Semua anggota keluarga dari Kem Chiks diharuskan saling menghargai dan bisa bekerjasama dengan baik. Bob juga memiliki Kem Food, sebuah pabrik pengolahan daging di kawasan Pulogadung. Selain itu, Bob memiliki kebun yang tersebar di berbagai daerah dan disebut dengan Kem Farm. Pada tahun 1985 saja, setiap bulannya bulan perusahaan Bob mampu menjual rata-rata 60 sampai 70 daging olahan, 40 sampai 50 ton daging segar, dan sekitar 100 ton sayur mayur segar. Pria lulusan SMA ini beranggapan bahwa 
"Pendidikan formal bukanlah merupakan hal utama. Baginya, inisiatif dan tindakan adalah aplikasi langsung daripada ilmu formal yang belum tentu diaplikasikan dalam kehirupan nyata."

Bob juga menggambarkan perjuangan bisnis usahanya sebagai kehidupan dalam sebuah fantasi. Salah satu contoh dari fantasinya adalah keberhasilan menjual kangkung seharga seribu rupiah per kilogram. Waktu itu tidak ada seorang pun yang menjual kangkug dengan harga serupa. Pria yang tinggal di Jakarta Selatan ini sangat setia pada bisnis makanan. Bagi Bob, bisnis makanan merupakan salah satu usaha yang tidak ada habisnya. Manusia pasti butuh makan, maka bisnis ini tidak akan pernah mati. Karena itu Bob tidak terlalu tergoda untuk bergerak di usaha di luar bisnis makanannya.

Bob merupakan pria yang sangat menyukasi musik klasik dan musik jazz. Pria yang sudah berhaji ini sangat penyayang dan bertanggung jawab kepada keluarganya. Hal ini bisa dilihat pada masa-masa dia menjadi kuli bangunan. Dia sebenarnya bisa menyuruh istrinya yang pernah menjadi sekretaris di luar negeri untuk bekerja dan menjadi penyandang keluarga. Namun, Bob bersikeras bahwa ialah yang harus menjadi tulang punggung keluarga karena dia kepala keluarga.

Bob menganggap kegiatan yang paling dia sukai adalah sholat berjamaah dengan keluarga. Hal ini menunjukkan kualitas Bob sebagai pria keluarga sekaligus pengusaha yang sukses.



Semoga petualangan hidup dari seorang Bob Sadino bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk terus berusaha mengejar kesuksesan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar